Welcome to Alislamarrahman

Ahlu Sunnah Wal Jamaah

MEMPELAJARI SIHIR ADALAH KEKAFIRAN DAN ORANG YANG MEMPELAJARINYA ADALAH KAFIR!!!

Bismillahirrahmaanirrahiim,

 

Sihir adalah suatu kekuatan ghaib yang tidak diridhai Allah. Kekuatan tersebut biasanya digunakan untuk keburukan walaupun memang beberapa di antara orang jahil ada yang mempergunakannya untuk tujuan baik seperti penggunaan pelet dan pengasihan untuk melengketkan suami dengan istrinya. Namun demikian, untuk tujuan apapun, sihir tetaplah suatu perkara yang diharamkan Allah dan termasuk dosa besar yang mukaffirah (mengeluarkan pelakunya dari Islam).

Berikut adalah penggalan dari fatwa ulama Lajnah Adalah Da’imah: “Ilmu gaib termasuk kekhususan Allah, maka tidak seorangpun dari makhluk-Nya mengetahuinya, tidak jin dan tidak pula selainnya kecuali apa yang diwahyukan Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari para malaikat dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah’ (An Naml: 65)” (Al Lajnah Ad Dari’imah, 1/399).

Allah SWT berfirman dalam ayat-Nya yang agung:

“Sulaiman itu tidak kafir, akan tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babylonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanyalah ujian bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir’(Al Baqarah: 102).

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, renungilah ayat tersebut. Ketahuilah bahwa sesungguhnya malaikat Harut dan Marut diturunkan Allah ke bumi dengan membawa sihir. Akan tetapi mereka di amanahkan apabila ada orang yang hendak belajar sihir dari mereka, maka mereka akan memberi peringatan serius kepada orang tersebut bahwa kedatangan mereka adalah sebagai ujian keimanan; maka dihadapkan dua pilihan kepada orang itu apakah dia mau menjadi kafir dengan mempelajari sihir, ataukah dia memilih tetap menjadi orang yang beriman dengan membatalkan rencananya mempelajari sihir dari kedua malaikat itu.

Ibnu Abbas berkata: “Jika ada orang yang mendatangi keduanya (Harut dan Marut) karena menghendaki sihir, maka dengan tegas keduanya melarang orang tersebut seraya berkata; ‘Sesungguhnya kami ini hanyalah cobaan bagimu, maka janganlah kamu kafir,’ karena keduanya mengetahui kebaikan, keburukan, kekufuran dan keimanan, sehingga keduanya mengetahui bahwa sihir adalah termasuk kekufuran.” (Riwayat Ibnu Abi Hatim, 1/312).

Hassan Al Bashri ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Benar! Kedua malaikat ini diturunkan dengan membawa ilmu sihir untuk mengajari manusia sebagai bala’ (cobaan) yang hendak Allah berikan kepada manusia. Dan Allah mengambil perjanjian atas keduanya (Harut dan Marut) untuk tidak mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun kepada siapapun sampai keduanya mengatakan; ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan bagimu, maka janganlah kamu kafir’” (Riwayat Ibnu Abi Hatim, 1/310).

Qatadah berkata: “Allah telah mengambil perjanjian atas keduanya (Harut dan Marut) untuk tidak mengajarkannya (sihir) kepada siapapun hingga keduanya mengatakan; ‘Sesungguhnya kami hanyalah cobaan, yaitu bala’ yang telah menimpa kami, maka janganlah kamu kafir’” (Ath Thabari, 2/443).

Ibnu Juraij berkata tentang ayat ini: Tidak ada yang berani mempelajari ilmu sihir kecuali orang kafir. Adapun fitnah yang dimaksud di sini adalah cobaan dan ujian” (Ath Thabari, 2/443).

Demikianlah penafsiran tentang ayat ini. Sekali lagi kami tekankan bahwasanya siapapun orangnya yang berniat mempelajari ilmu ghaib dan sihir, maka orang itu telah menggadaikan keimanannya. Iman yang ada di dadanya dijual dengan kekafiran hanya dikarenakan sekedar ingin menguasai ilmu sihir. Aku berlindung kepada Allah SWT dari kesesatan mereka…

Hai orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, Malaikat-Nya, Hari Pembalasan, dan Qada dan Qadar, sesungguhnya telah banyak penjelasan tentang status keharaman sihir di antara manusia. Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud: “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang sihir, lalu ia mempercayai ucapannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” (Kasyful Atsar, 2/443 dan diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hambal dari jalur Abu Hurairah, 2/429. Dishahikan Al Albani dalam Shahihul Jami’, no. 5939).

Jika orang yang mendatangi dan membenarkan perkataan dukun saja langsung divonis kafir, maka bagaimana dengan sang dukun itu sendiri? Pastilah julukan kafir lebih pantas disematkan kepadanya. Ambillah pelajaran!!!

Ibnu Katsir berkata: “Sebagian ulama menjadikan ayat ini (Al Baqarah: 102) sebagai dalil untuk mengkafirkan orang yang mempelajari sihir (Tafsir Ibnu Katsir, 1/360).

Bajalah bin Abdah berkata: ”Telah sampai kepada kami surat dari Umar setahun sebelum wafat yang isinya; ‘Hendaklah kalian membunuh semua penyihir, baik laki-laki maupun permpuan’ (Al Kabair, hal. 22).

Ibnu Qudamah Al Maqdisi berkata: “Mempelajari dan mengajarkan sihir adalah haram, kami tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan ahlul ilmi mengenai hal ini.” Sahabat-sahabat kami berkata: Para tukang sihir itu kafir secara lisan dan dengan kemauan sendiri” (Al Mughni Ma’asy Syarhil Kabir, 8/151).

Sayyid Quthb mengkomentari ayat Al Baqarah 102: “Dan pada kali lain kita dapati Al Quran menganggap sihir, mempelajari sihir, dan mempergunakan ilmu sihir sebagai kekafiran, dan hal ini disebutkan melalui lisan kedua malaikat Harut dan Marut itu” (Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 1/117).

Wahai kaum muslimin terkhusus mukminin, sihir yang ada di masyarakat saat ini apapun bentuknya adalah kesyirikan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ruqa (jampi), tama’im (jimat), dan tiwalah (pelet) adalah syirik” (HR. Ahmad, 1/381). Dalam potongan hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik” (HR. Bukhari, no. 3288). Bisa diambil kesimpulan orang yang bermain dengan jampi-jampi, jimat, dan ilmu pelet adalah orang musyrik, dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah takkan mengampuni dosa syirik” (An Nisa: 48).

Tulisan ini hanyalah berfungsi sebagai peringatan bagi orang yang masih peduli kapada tauhidnya. Mudah-mudahan siapapun yang membaca pesan singkat ini bisa mengambil hikmah dan menjauhi perkara syirik serta mendakwahkan kepada saudara-saudara yang lain agar mereka bisa memahami kesyirikan. Akhir kata, semoga Allah membimbing kita dengan hidayah-Nya…

Tinggalkan komentar

Laman

Arsip